Inilah Waktu Bagi INDONESIA

Menarik untuk mencermati tulisan dari Karim Raslan ini, Beliau adalah Pengacara,Penulis Maupun editor lulusan Cambridge University. Tulisannya ini diterbitkan di media The Star Online Media milik pemerintah Kerajaan Malaysia (Source Here). Saya menerjemahkannya ke dalam bahasa Indonesia terlebih dahulu. Dari tulisan ini kita bisa melihat kondisi Indonesia dalam kacamata dunia internasional khususnya Malaysia yang merupakan tetangga terdekat kita. Semoga dengan membaca tulisan ini, mata kita bisa lebih terbuka untuk melihat kondisi Indonesia seutuhnya..


Susilo menguasai momentum


By KARIM RASLAN

Malaysia - ASEAN harus lebih waspada dalam menghadapi Indonesia yang lebih kuat yang bisa kita lihat dalam Kemenangan Partai Demokrat di Pemilu Legislatif bulan lalu .

Jumat lalu Di Bandung, Ibukota Provinsi Jawa Barat, Presiden Sekaligus Pemimpin Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) memukau khalayak ramai dengan penampilan yang luar biasa selama acara, yang menandai deklarasi dirinya sebagai Calon Presiden untuk Pemilu presiden mendatang

Setelah, hampir 5 tahun,negara ini terombang-ambing dalam ketidaktentuan, akhirnya Mantan Jenderal ini beserta calon wakil presiden yang dipilihnya– Ditandai dengan keberhasilan partainya merebut sukses dalam Pemilihan Legislatif bulan lalu ( Partai Demokrat berhasil melipat gandakan kursi parlemennya menjadi 150 kursi) – menunjukkan kepada saudara sebangsa dan setanah airnya kemampuannya dalam membangun negeri Indonesia.

Walaupun partai-partai koalisi Partai Demokrat mengajukan calon-calon sendiri untuk disandingkan dengan SBY menjadi cawapres, tetapi SBY menolak semua calon tersebut.

Sebut saja, Akbar Tanjung, Mantan Ketua Partai Golkar yang Kontroversial dengan kasus Non-Budgeter Bulog, Hatta Radjasa, Teman dekat SBY, Amien Rais, dan terakhir Hidayat Nur Wahid, mantan ketua MPR yang merupakan ikon partai Islam dari Partai Keadilan Sejahtera

Sebagai gantinya, SBY malah memilih Boediono,59 tahun, Mantan coordinator kementerian Ekonomi (dan sekarang menjabat sebagai Gubernur Bank Indonesia)

Boediono dianggap tidak memiliki banyak kemampuan dan karisma politik dan dia juga menghadapi banyak penolakan dan ketidakpercayaan pada saat kemunculannya sebagai cawapres pendamping SBY.

Spertinya, banyak orang tidak melihat Sosok yang dikenal tidak banyak omong, diplomatis, dan tidak korupsi dan merupakan salah satu staff pengajar UGM ,Yogyakarta ini, sudah dipilih oleh SBY secara seksama dan tidak main-main.

Walaupun begitu, Kebanyakan dari kita masih terkejut ketika Pak Boediono pada jumat lalu, bersama-sama bersanding dengan SBY dalam deklarasi capres-cawapres di Bandung.

Sebagai Warga Negara Malaysia, saya mengakui perasaan saya bercampur aduk melihat event tersebut.

Disatu sisi, sangat susah untuk tidak melihat meningkatnya rasa kepercayaan diri di Jakarta – kemampuan Bangsa Indonesia dalam menyelenggarakan pemilihan umum yang demokratis (sejauh ini paling tidak), Konsolidasi Pemerintahan yang luar biasa di bawah pemerintahan SBY, Ekonomi Indonesia yang tetap bergerak walapun penurunan ekonomi global, dan meningkatnya citra Indonesia di mata internasional dari Pertemuan G-20 di London, belum lagi hubungan unik Presiden Amerika serikat dengan Negara ini.

Setelah 11 tahun dilanda banyak masalah (jika tidak ingin disebut tragedy) setelah kejatuhan Suharto Tahun 1998, Republik ini berhak mendapatkan momen kebangkitannya, walaupun jika momen itu hanya sesaat saja

Sepertinya, Indonesia yang pernah digelari “The Sick Man Of ASEAN” pada tahun 1998, sudah sembuh dan dan kesehatannya semakin membaik dan berkembang di saat hampir dari kita semua berkutat dengan krisis financial global dan flu H1N1

Jadi, Apa yang bisa kita dapatkan dari dipilihnya Boediono sebagai cawapres pendamping SBY??

Pertama, kita bisa melihat bahwa Presiden SBY sangat percaya diri dengan kemampuannya. Jika dia salah pilih, tentu saja itu akan membahayakan kursi kepresidenannya. Tapi SBY sepertinya tidak takut akan hal itu. Selain itu, SBY adalah ahli dalam komunikasi politik, dan ketika beliau berbicara dengan rakyat, dia betul-betul “ nyambung” dengan orang Indonesia kebanyakan

Kedua, beliau mulai untuk menghilangkan ketergantungannya dengan elit politik di Senayan, yang dulunya mereka menikmati kekuasaan mereka di Parlemen.

Ketiga, Dari dipilihnya Boediono, membuktikan bahwa SBY berencana untuk mengambil kaum kaum professional baik dari akademisi maupun pihak swasta untuk bergabung dalam tim kepresidenannya.. Tentu saja mereka-mereka ini akan lebih netral,lebih muda, lebih energik dan optimis serta yang paling penting tidak membawa misi politik atau kepentingan parpol.

Seperti yang dikatakan SBY sebelumnya bahwa ,fokus pemerintah berikutnya adalah untuk menjadikan pemerintahan yang lebih efektif dan rasional.

Rencana ini juga merupakan suatu cara untuk mengurangi pertikaian potik dan pertentangan kepentingan kelompok yang sudah menggangu jalannya pemerintahan.

Selain itu, Saya juga meramalkan Presiden SBY kemungkinan akan menjaring calon-calon potensial dari daerah untuk bergabung dalam kabinetnya

Menariknya, Gubernur Sumbar yang cukup disegani, Gamawan Fauzi, mendapat amanat untuk membacakan surat peryataan deklarasi untuk kampanye Presiden Susilo Bambang Yudhoyono

Akhirnya, Saya ingin mengingatkan para pemimpin Negara ASEAN agar kita harus bersiap-siap menghadapi Indonesia yang lebih kuat dalam event kemenangan SBY tersebut.

Indikasinya bisa kita lihat ketika Presiden SBY menyebutkan keberhasilan ekonomi Indonesia dalam upacara deklarasinya tersebut, dan ini membuktikan bahwa rasa bangganya akan keberhasilan pemerintahannya, Beliau meyebut Indonesia bersama 2 Negara raksasa Asia – China dan India – merupakan satu-satunya Negara di dunia ini yang masih mencatat pertumbuhan ekonomi yang positif di tengah krisis global.

Hal ini bisa berarti 2 sisi; Pertama, bahwa manajemen tim ekonominya lebih baik dalam mengatasi dampak krisis dibanding ketika zaman Presiden Soeharto, dan Kedua, Republik ini sudah mampu untuk menarik dari ketergantungannya dengan rekannya di ASEAN, seperti Thailand, Malaysia, dan Filipina dan sekarang mulai mengasumsikan dirinya di posisi yang luar biasa diantara para raksasa-raksasa dunia

Hal ini akan menimbulkan issue yang lebih sensitif lagi. Pada Dasarnya akan ada perubahan dalam keseimbangan kekuatan di kawasan Asia tenggara karena Negara seperti Thailand akan mundur dari garis terdepan ASEAN,akibat situasi politik dan ekonominya, dan Indonesia – dengan pemimpin negaranya yang mampu berbahasa Inggris yang ambisius- yang di asumsikan akan mengambil posisi kepemimpinan di ASEAN.

Anehnya, Kekalahan terbesar, kemungkinan akan menjadi milik Singapura, yang pernah menjadi pusat bank-bank swasta besar dan pusat ekonomi Asia tenggara. Pemerintah Singapura sudah lama menyombongkan hubungan spesialnya dengan Washington, belum lagi keberhasilan model ekonomi Negara tersebut.

Tapi ketika Negara Temasek ini mengalami krisis global, sektor-sektor finansialnya menjadi hancur dan prestasi-prestasi Negara kota ini terdahulu menjadi mimpi buruk

Oleh karena itu, Kita, harus mampu untuk menghadapi Indonesia yang jauh lebih kuat dan dinamis daripada yang kita duga

Akan lebih mudah untuk memainkan trik lama, tapi cara yang paling bijaksana adalah mengubah cara pandang dan perilaku kita terhadap Negara ini dan meninggalkan polah tingkah laku kita dulu.


Dari tulisan ini, kita bisa melihat ketakjuban mata orang Malaysia terhadap kita dan ketakutan mereka dengan kemajuan yang sudah dicapai Indonesia..
Semoga dengan ini membuka mata orang Malaysia untuk tidak menganggap kita hanya sekedar bangsa yang memproduksi pembantu dan buruh kasar saja...

0 komentar:

Posting Komentar