Ekspansi ini dimulai


Bank Mandiri, Bank terbesar di Indonesia, mengemukan rencana mereka untuk memulai ekspansi mereka di regional Asia Pasifik. Awal tahun ini, Bank Mandiri sudah membuka kantor di Kuala Lumpur dan Shanghai, diikuti kota lainnya seperti LOndon, Singapore, dan Hongkong, Tahun depan direncanakan untuk membuka cabang bank mandiri lagi di Doha (Qatar), Dubai (UAE), dan Jeddah dan Riyadh (arab Saudi).

Rencana ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan Indonesia lainnya, yang masih tetap tergantung dengan pasar domestiknya.
Go, Mandiri!

Manusia tercepat di Asia

Dia bukanlah Spiderman, bukan juga superman, Dia adalah Mardi Lestari, salah satu orang Indonesia yang paling rendah hati yang sudah meraih banyak medali emas dari cabang atletik di tahun 80an. Dia lahir di tahun 1967, merupakan keturunan Sumatera yang lahir di Jawa.

Saya masih ingat, ketika SMP, teman sekelas saya pernah menyebut2 tentang Mardi Lestari, seseorang yang sudah memberikan kebanggaan bagi bangsa Indonesia




Dia juga sudah memecahkan banyak rekor untuk men jadi manusia paling cepat di ASIA. dia adalah satu2nya orang ASIA yang bernah berlari 100 m hanya dalam waktu 16 detik, dan masuk semi final melawan Carl Lewis, Ben Johnson, and Linford Christie. Di Asia tenggara, dia memenangkan medali emas di Sea Games Kuala Lumpur 1989, Manila 1991, Singapore 1993.

Mardi Lestari, the treasure of Indonesia.

Batik Memang Punya Indonesia

Sumber

Perjuangan Indonesia untuk mendapatkan pengakuan dunia atas batik sebagai warisan budaya asli Indonesia tidak sia-sia. United Nation Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO) dipastikan akan mengukuhkan tradisi batik sebagai salah satu budaya warisan dunia asli Indonesia pada Oktober mendatang di Perancis.

Demikian dikatakan oleh Direktur Jenderal Nilai Budaya, Seni dan Film Departemen Kebudayaan dan Pariwisata, Tjetjep Suparman di Surakarta, Selasa (2/6). “Butuh waktu tiga tahun untuk pengajuannya,” katanya. Sebelumnya, wayang dan keris juga telah mendapat pengakuan yang sama dari UNESCO beberapa waktu lalu.

“Enam negara yang merupakan perwakilan dari UNESCO telah melakukan pengkajian terhadap budaya batik,” kata Tjetjep. Setelah melakukan kajian serta verifikasi selama tiga tahun, akhirnya terdapat pengakuan terhadap budaya batik sebagai budaya milik Indonesia. “Penetapannya pada 28 September 2009 besok,” kata Tjetjep. Sedangkan pengukuhannya baru akan dilakukan pada 2 Oktober 2009 di Perancis.

Selain batik saat ini pemerintah juga mengajukan beberapa hasil budaya untuk mendapatkan pengakuan yang sama, diantaranya gamelan dan angklung. “Mudah-mudahan prosesnya bisa berjalan lancar,” katanya.

Secara terpisah, Ketua Paguyuban Kampoeng Batik Laweyan Surakarta, Alfa Fabela sangat menyambut baik atas pengakuan tersebut. “Hanya saja kami berharap generasi muda bisa ikut melestarikan tradisi budaya batik,” kata Alfa Fabela.

Dirinya juga berharap adanya pengakuan tersebut dapat membuat batik semakin dikenal. “Hasilnya, ekspor juga dapat meningkat,” kata Alfa. Mekipun menurutnya, saat ini para produsen batik kebanyakan masih fokus untuk menggarap pasar dalam negeri.

Membela Ambalat dengan Nasionalisme Cerdas


Sumber

(ANTARA News) - Kasus perbatasan bukan barang baru bagi Indonesia. Berlokasi di antara dua benua dan dua samudra menjadikan posisi Indonesia sangat strategis sekaligus rawan di tengah lalu lintas dunia.

Karena posisi geografisnya, Indonesia berbatasan dengan sepuluh negara: India, Thailand, Malaysia, Singapura, Vietnam, Filipina, Palau, Papua Nugini, Australia dan Timor Leste. Isu seputar perbatasan sepertinya tak pernah sepi dari pemberitaan.

Di awal tahun 2005, negeri ini gempar oleh kasus Ambalat. Ketegangan tidak saja tercermin dari pemberitaan media tetapi juga dari reaksi masyarakat. Ada yang mendaftaran diri siap berperang, ada yang membubuhkan tanda tangan darah, ada pula yang meneriakkan "Ganyang Malaysia". Foto artis cantik Siti Nurhaliza yang tak berdosa juga kena getahnya, dibakar dalam berbagai demonstrasi masa. Kala itu, sengketa antara Indonesia dan Malaysia perihal kepemilikan Ambalat mencuat tinggi. Setelah empat tahun lebih peristiwa itu berlalu, bangsa ini dikejutkan lagi oleh kata yang sama "Ambalat".

Masih jelas dalam rekaman media, terjadi berbagai kesalahan dalam memahami kasus Ambalat ini. Tidak sedikit yang mengira bahwa Ambalat adalah pulau atau wilayah daratan. Sesungguhnya Ambalat adalah blok dasar laut yang dikenal dengan landas kontinen. Menurut hukum laut internasional, Konvensi PBB tentang Hukum Laut (UNCLOS), sebuah negara pantai seperti Indonesia, berhak atas laut teritorial (12 mil laut), zona tambahan (24 mil laut), zona ekonomi eksklusif, ZEE (200 mil laut) dan landas kontinen (350 mil laut atau bahkan lebih). Lebar masing-masing zona ini diukur dari referensi yang disebut dengan garis pangkal (baseline). Pada laut teritorial berlaku kedaulatan penuh (sovereignity) seperti di darat, sedangkan pada zona di luar itu berlaku hak berdaulat (sovereign right). Pada kawasan hak berdaulat, suatu negara tidak memiliki kedaulatan penuh, hanya hak untuk mengelola dan memanfaatkan sumberdaya.



Jika ada dua negara yang berdekatan maka tidak mungkin bagi keduanya bisa mengklaim semua zona maritim tanpa adanya tumpang tindih dengan tetangganya. Misalnya, dua negara saling berseberangan pada jarak kurang dari 400 mil laut, maka akan terjadi tumpang tindih ZEE dan landas kontinen. Jika jaraknya sangat dekat, kurang dari 24 mil laut seperti Indonesia dengan Singapura, maka yang tumpang tindih adalah laut teritorial. Dalam hal ini, dua negara tersebut harus menyepakati suatu garis yang membagi zona maritim yang tumpang tindih tersebut. Proses inilah yang disebut delimitasi batas maritim. Kedaulatan atau hak berdaulat masing-masing negara atas wilayah air dan dasar laut selanjutnya dibatasi oleh garis hasil delimitasi ini. Jika ada dua negara yang mendiami satu daratan/pulau, seperti Indonesia dan Malaysia di Kalimantan (masyarakat Internasional mengenalnya dengan Borneo), maka batas maritimnya adalah garis yang diteruskan dari ujung akhir batas darat untuk membagi kawasan laut di sekitarnya.

Meski sudah sering diberitakan, rasanya tetap perlu untuk sekali lagi mengingatkan bahwa Ambalat adalah blok dasar laut yang berlokasi di sebelah timur Pulau Borneo. Sebagian besar atau keseluruhan Blok Ambalat berada pada jarak lebih dari 12 mil laut dari baseline sehingga termasuk dalam rejim hak berdaulat, bukan kedaulatan.

Secara keseluruhan, Pulau Borneo berhak atas laut teritorial, zona tambahan, ZEE dan landas kontinen. Di sebelah timur, Borneo bisa mengklaim 12 mil laut teritorial, 200 mil laut ZEE dan seterusnya. Persoalannya adalah mana yang merupakan hak Indonesia, dan mana jatah untuk Malaysia. Secara sederhana bisa dikatakan bahwa laut di bagian selatan adalah hak Indonesia dan di utara adalah hak Malaysia.

Garis batas darat antara Indonesia dan Malaysia di Borneo memang sudah ditetapkan. Garis itu melalui dan berhenti di ujung timur Pulau Sebatik, sebuah pulau kecil di ujung timur Borneo, pada lokasi 4? 10? lintang utara. Idealnya garis tersebut diteruskan ke arah laut di sebelah timur sebagai batas maritim yang harus disepakati kedua belah pihak. Garis inilah yang hingga kini belum ada dan sedang dirundingkan. Pada kawasan yang belum jelas garisnya inilah Ambalat berada. Dari perspektif ini, status hak berdaulat atas Ambalat sejatinya memang belum jelas. Belum ada garis batas maritim yang menetapkan kewenangan kedua negara.

Sipadan dan Ligitan bagaimana perannya?

Kasus Ambalat ini sering dikaitkan dengan dua pulau legendaris: Sipadan dan Ligitan. Benarkah ada kaitan antara kedua pulau ini dengan Ambalat? Sipadan dan Ligitan berada di Laut Sulawesi di sebelah utara kawasan dasar laut Ambalat. Perlu diperhatikan, Sipadan dan Ligitan tidak pernah secara formal menjadi bagian dari Indonesia, tidak juga Belanda. Dalam hukum internasional dikenal istilah uti possidetis juris yang artinya negara baru akan memiliki wilayah atau batas wilayah yang sama dengan penjajahnya. Tidak diklaimnya Sipadan dan Ligitan oleh Belanda menyebabkan kedua pulau tersebut bukan bagian dari Indonesia sebagai "penerus" Belanda.

Indonesia dan Malaysia sama-sama mengklaim Sipadan dan Ligitan yang kasusnya berujung di Mahkamah Internasional (MI). MI memutuskan bahwa Malaysia yang berhak atas keduanya karena Inggris (penjajah Malaysia) terbukti telah melakukan penguasaan efektif terhadap kedua pulau tersebut. Penguasaan efektif ini berupa pemberlakuan aturan perlindungan satwa burung, pungutan pajak atas pengumpulan telur penyu dan operasi mercu suar. Perlu diingat, Indonesia dan Malaysia bersepakat bahwa penguasaan efektif ini dinilai hanya berdasarkan tindakan sebelum tahun 1969. Jadi tidak benar bahwa Malaysia mendapatkan pulau tersebut karena telah membangun resort/hotel di tahun 1990-an.

Diberikannya kedaulatan atas Sipadan dan Ligitan kepada Malaysia oleh MI pada tahun 2002 melahirkan potensi berubahnya konfigurasi baseline Indonesia dan Malaysia. Oleh Indonesia, hal ini telah diakomodir dalam dalam PP no. 37/2008 tentang garis pangkal. Akibatnya, klaim zona maritim juga bisa berubah. Sementara itu, Sipadan dan Ligitan secara teoritis bisa mengklaim zona maritim ke arah selatan. Tentu saja perlu kajian secara legal dan spasial, seberapa luas klaim ini ke arah Ambalat. Di sisi lain, Indonesia akan berargumen bahwa pulau kecil seperti Sipadan dan Ligitan semestinya tidak diberi peran penuh (full effect) dalam hal klaim dan delimitasi maritim. Seberapapun kecilnya, Sipadan dan Ligitan yang menjadi milik Malaysia dapat memengaruhi klaim maritim di Laut Sulawesi. Artinya, opsi garis batas maritim juga akan terpengaruh. Tergantung dari negosiasi antara Indonesia dan Malaysia, garis batas ini yang akan "membagi" dasar laut di Laut Sulawesi. Apakah Ambalat juga akan terbagi? Hal ini sangat tergantung proses negosiasi.

Faktor non teknis

Perundingan tentang batas maritim ini sedang berjalan. Pakar-pakar kita dari Deplu dan instansi teknis seperti Badan Koordinasi Survey dan Pemetaan Nasional, Dinas Hidro-Oseanografi Angkatan Laut, dan badan terkait lainnya sedang menjalankan tugasnya. Memang kenyataannya tidak banyak yang bisa didengar tentang kemajuan proses ini karena memang tidak semua hal bisa dijadikan konsumsi publik. Di sisi lain, reaksi masyarakat yang sedimikian rupa dan ketidakakuratan informasi di berbagai media adalah juga indikasi kegagalan penyebaran informasi yang konstruktif.

Seeperti diberitakan, bisa dimengerti para prajurit TNI siap bersabung nyawa untuk tanah air. Meski demikian, kita tentu sepakat bahwa kedaulatan dan hak berdaulat bangsa harus dibela tidak saja dengan peluru tetapi juga pengetahuan. Pekerjaan rumah untuk Malaysia dan Indonesia adalah menyepakati garis batas maritim secapatnya, sebelum bisa menyatakan terjadinya pelanggaran kedaulatan atau hak berdaulat. Indonesia adalah bangsa beradab dan negara kepulauan yang terbesar di dunia. Kita tidak perlu kehilangan percaya diri dan bereaksi berlebihan menanggapi suatu perkara. Mari membela tanah air dengan nasionalisme yang cerdas dan terhormat.

* Dosen Teknik Geodesi dan Geomatika UGM, kandidat doktor bidang kelautan di Universitas Wollongong, Australia.

Keindahan Warisan Leluhur Indonesia

I Love this video!!!

Lab DNA Polri Termodern di Asia-Pasifik

Alat DNA baru seharga US$ 2,5 juta atau Rp 2,5 miliar sumbangan Australia memperkuat kerja Polri. Keberadaan alat ini membuat kepolisian memiliki lab termodern se Asia-Pasifik.

"Kita memang menjadi yang terlengkap, bahkan beberapa pakar mengatakan kita yang terlengkap untuk Asia-Pasifik, kita yang termodern. Kita juga sudah dilengkapi akreditasi internasional," kata Kapus Dokkes Mabes Polri Brigjen Pol Edi Saparwoko di Lab DNA Polri di Cipinang Baru, Jakarta Timur, Rabu (3/6/2009).

Di lab ini ada 97 alat, terdiri dari 3 alat utama, yang pertama 3130 dan 3130 XL yang berfungsi mendeteksi umum. Alat kedua real time, fungsi menimbang DNA dan mampu menimbang sampai satu per satu miliar gram. Serta PCR, polimerece change reaction untuk menggandakan DNA.

Lab DNA ini pun pernah membantu mengungkapkan kasus pembunuhan Ryan yang sempat mencuat dengan kasus salah tangkap. "Itu terungkap setelah kita periksa DNA, yang paling bersuara lantang tidak sama persis dengan penyidik kan kami," jelasnya.

Lebih lanjut menurutnya, untuk negara maju saja pada umumnya membutuhkan waktu 14 hari kerja untuk mengetahui hasil DNA, tetapi dengan alat baru ini bisa lebih singkat. Selain itu keberadaan alat ini mampu mengungkap banyak kasus seperti kasus Ryan di atas.

"Ini sudah ada 2 tahun lalu, ini cuma penyerahan saja. Ini karena perjalanan panjang tim DVI (disaster victim invetigation) kita dengan DVI Australia, dan sudah bekerja sama sejak bom Bali 1," jelasnya.

Di lab ini ada 15 tenaga ahli dan untuk pengungkapan tes DNA bagi kasus kriminal sama sekali tidak dipungut biaya. "Mungkin kalau untuk kasus lain, itu tidak dilakukan tes DNA itu di sini," tambahnya.

Sumber di sini

AMBALAT


Tentara AL sedang menyeberangi laut Ambalat

Sudah lama saya tidak mendengar berita tentang AMBALAT, tapi minggu sekarang , Media Indonesia dihebohkan dengan kesombongan tentara militer laut Malaysia, yang masuk ke Wilayah Ambalat, yang merupakan daerah territorial Negara Kesatuan Republik Indonesia, untuk memprovokasi tentara Indonesia. Hal ini sungguh membuat panas Bangsa Indonesia. Setelah heboh dengan kasus Penyiksaan TKI di Malaysia, penyiksaan dan penyekapan Manohara Odelia Pinot oleh pihak kerajaan Kelantan, dan banyak lagi perlakuan merendahkan yang dilakukan oleh Negara Malaysia, Peristiwa ini menimbulkan kemarahan yang luar biasa dari Bangsa Indonesia

Kemarahan ini memicu beberapa elemen bangsa untuk memunculkan ide untuk melakukan perang kepada Malaysia. Sebenarnya perang tersebut sudah terjadi di dunia maya melalui perang opini dan saling meng-hack situs-situs kedua Negara.

Sebenarnya bangsa Indonesia adalah bangsa yang cinta damai, Bangsa Indonesia tidak suka dengan perang, dan keterlibatan Indonesia dalam Tentara Perdamaian PBB adalah bukti bahwa Indonesia mendukung perdamaian di muka bumi. Tapi ketika harga diri kita dinjak-injak oleh bangsa lain, sudah sepantasnya jika kita bereaksi untuk ikut melawan penghinaan tersebut.

Tapi apakah jalan satu-satunya adalah perang?



Kita harus berpikir ke depan untuk menjawab pertanyaan ini. Di era krisis global kali ini, tidak bijaksana jika kita memilih jalan perang untuk melawan kesombongan Malaysia tersebut. Perang tentu saja akan memakan biaya besar dan itu akan merugikan kedua belah pihak. Masih tersimpan dalam benak kita bagaimana buruknya efek yang ditimbulkan ketika Russia dan Georgia Berperang. Sesuai peribahasa, Kalah jadi abu,menang jadi arang. Begitu juga jika kita berperang melawan Malaysia, tidak akan membawa manfaat bagi keduanya. saya yakin Malaysia pun akan berpikir berulang kali untuk berperang melawan Indonesia.

Jadi apa yang bisa kita lakukan dalam menghadapi kesombongan tentara Malaysia dalam kasus Ambalat?

GNFI Networks punya jawabannya

  1. BERSATU. Yah, itulah cara yang paling efesien dalam menghadapi masalah tersebut. Jika kita bersatu, tidak akan ada satu negarapun yang berani melawan Indonesia. Jika Kita ingat sejarah Indonesia, Kita berhasil mengusir tentara Belanda dari Indonesia, bahkan hanya dengan bambu runcing saja, karena kita semua bersatu. Saya yakin kita bisa menjadi bangsa yang terkemuka di bumi ini jika kita semua bersatu.Ingatlah kepahitan politik “devide et impera” yang memecah belah bangsa kita sehingga kita bisa dijajah 3,5 abad oleh Belanda.Sekali lagi, KITA MAMPU MENGHALAU SEGALA MASALAH JIKA KITA BERSATU.
  2. BANGGA MENJADI BAGIAN DARI INDONESIA. Kebanggaan dan Nasionalisme akan membuat kita bisa menyatukan semua elemen bangsa. Oleh Karena itulah,GNFI Networks tak henti2nya berusaha menyebarkan berita baik tentang Indonesia. Hal ini tak lain adalah upaya untuk meningkatkan harga diri semua rakyat Indonesia.Agar rakyat Indonesia bangga menjadi salah satu bagian dari INDONESIA. Kita harus merubah mental kita menjadi mental bangsa yang maju, bukan bangsa yang terbelakang.
  3. MENINGKATKAN CITRA INDONESIA. Masih teringat dalam benak kita, bagaimana pedihnya kita melepas Pulau Sipadan dan Ligitan kepada Malaysia. Diakui, waktu itu Indonesia sangat lemah diplomasinya di mata internasional karena citra kita yang dulunya buruk. Malaysia pada waktu itu, dengan Dukungan Inggris, mampu meyakinkan dunia internasional bahwa Sipadan-Ligitan adalah milik Malaysia. Oleh karena itu, jangan Sampai kita masuk ke lubang yang sama. Jangan sampai Ambalat jatuh ke tangan Malaysia. Kita harus meningkatkan kekuatan Diplomasi kita. Bagaimana cara kita meningkatkan kekuatan Diplomasi? Yaitu dengan cara meningkatkan citra kita di dunia internasional. Tahun-tahun belakangan ini citra Indonesia sudah mulai membaik dan mendapat penghargaan di mata dunia internasional. Kita dihargai sebagai Negara demokratis, liberal,dengan Islamnya yang moderat dengan pertumbuhan ekonomi yang cukup pesat. Sudah saatnya kita bahu membahu berusaha untuk semakin meningkatkan citra Indonesia. Jangan malah kita ikut-ikutan menjatuhkan citra Indonesia.
Indonesia, Our Beloved Country!!!

Thailand berubah menjadi Indonesia, begitu juga sebaliknya



Tulisan ini saya dapatkan di Sydney Morning Herald, salah satu koran terkemuka di Australia,Linknya disini. Tulisannya sudah saya alihbahasakan ke bahasa Indonesia.



Thailand berubah menjadi Indonesia, begitu juga sebaliknya

Orang Thailand gemar menyebut Thailand sebagai tanah penuh senyuman. Dan untuk sementara, setelah kebangkitan demokrasi di tahun 1992, sebutannya ini sepertinya sesuai menjadi semboyan pemerintah.

Demokrasi tumbuh di Thailand. Bahkan ketika Asia mengalami krisis ekonomi di tahun 1997, jenderal-jenderal militer Thailand tetap berdiam di baraknya. Thailand terus tumbuh. Turis-turis membanjiri Thailand dan kaum investor bisa tersenyum karena sudah memetik keuntungan di Thailand.

Sebaliknya di dunia berbeda yang disebut Indonesia, gambarannya sungguh mengerikan, Semboyan Negara, Bhineka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu jua, kelihatannya hanya menjadi sebuah sindiran. Keragaman yang dimaksud hanya disatukan oleh rasa ketakutan terhadap diktator militer, Soeharto. Ketika krisis ekonomi Asia menghantam Indonesia, Soeharto dipaksa turun dari kekuasaannya di tahun 1998 dan gambaran Indonesia semakin lama semakin suram.

Ekonomi Indonesia hancur. Islam bangkit dari tidur panjangnya dan bangkit menurut caranya sendiri. Keragaman Indonesia ditekan oleh hegemoni Islam sebagai agama mayoritas.
Prospek Indonesia menjadi semakin buruk. Teroris membom para wisatawan di tempat tujuan wisata yang Indah di Bali. Sebuah golongan dari Islam Indonesia sepertinya tumbuh menjadi virus baru untuk membuat islam menjadi lebih keras dan ekstremis. Investor memberikan label hitam pada Negara ini

Jika Thailand disebut-sebut sebagai cahaya Asia tenggara, maka Indonesia muncul sebagai mimpi buruk dari kawasan tersebut

Tapi itu dulu, Sekarang kira melihat kedua negara secara luar biasa berganti peran. Thailand sekarang menjadi runtuh, menderita akibat krisis konstitusional, aturan darurat yang diberlakukannya dan menjadi pukulan bagi semua investor.

Bangkok Post mengatakan bulan lalu ; “ Bagaimana bisa Lumbung beras Asia, tempat transit, perdagangan, Macan Asia dan “Amazing Thailand” (Thailand yang luar biasa) sesuai dengan slogan pariwisata kita…bisa berubah menjadi sebuah Negara yang gagal?”

Indonesia, di sisi lain, berubah menjadi Negara yang stabil dan toleran dalam kepemimpinan yang bersih dan dewasa, dan memiliki prospek untuk tumbuh lebih baik dibanding semua Negara di kawasan tersebut. Pemerintah Amerika Serikat menganggap Indonesia untuk pertama kalinya sebagai satu-satunya Negara bebas dan demokratis di kawasan Asia tenggarra


Andrew MacIntyre dan Douglas Ramage mengatakan dalam makalahnya untuk Australian Strategic Policy Institute: " Indonesia di tahun 2008 adalah sebuah Negara yang stabil, demokratis, dengan system pemerintahan desentralisasi, negara yang memiliki pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi, dibawah kepemimpinan yang nasional yang kompeten, dan memiliki peran yang cukup penting di komunitas internasional maupun regional."

Sementara Indonesia semakin cemerlang dengan keberhasilan mereka menjadi tuan rumah perwakilan 189 negara di dunia dalam konferensi perubahan Iklim di Bali, Desember 2007, Thailand di sisi lain harus dipermalukan bulan lalu ketika Thailand harus memulangkan 16 pemimpin Negara dalam pertemuan ASEAN Summit .

Tentara Thailand tidak kuasa lagi dalam membendung para pemprotes berbaju merah di Pattaya, pemimpin China dan Jepang terpaksa harus dievakuasi dengan helicopter, sedangkan pesawat pemimpin lain terpaksa harus berbalik arah di tengah perjalanan menuju Thailand. Hal ini sangat memalukan dan menurunkan kredibilitas Thailand, yang tidak mampu menjadi tuan rumah sebuah pertemuan regional , dan tidak bisa melindungi pemimpin dunia bahkan di tanah airnya sendiri.

Kemudian mari kita lihat titik yang sama pada minggu lalu.

Ketika 20.000 ribu pemprotes berbaju merah memboikot jalan di Bangkok untuk berdemonstrasi secara anarkis melawan pemerintahan Thailand yang tidak dipilih secara demokratis tersebut, Indonesia malah sedang mengumumkan hasil Pemilu legislatifnya yang berjalan dengan relatif aman dan damai.

Apa yang terjadi, Bagaimana bisa 2 negara kunci di Asia tenggara ini berganti tempat secara dramatis?

Kondisi Thailand berubah ketika terjadi kudeta pemerintahan untuk menjatuhkan Perdana Menteri Thaksin Shinawatra, yang pertama kali dipilih di tahun 2001 dan kembali terpilih pada tahun 2005

Thaksin yang merupakan pelaku bisnis sekaligus milyuner ini memiliki 2 kubu yang pro dan kontra dengan dirinya. Dia sangat popular di kalangan rakyat kecil dan kaum pekerja, tapi sayangnya sangat ditentang oleh kaum urban dan militer.

Keputusan untuk mengirim tentara untuk menjatuhkan dia datang dari pihak kerajaan.
Terakhir kali Raja mengintervensi di dunia politik adalah untuk mengakhiri krisis konstitusional yang terjadi di Thailand, sekarang malah Raja yang memprovokasinya.

Pihak militer dan kerajaan mebuat rezim baru yang tidak demokratis di Negara tersebut, tetapi berjanji untuk mengadakan pemilu di waktu yang akan datang. Tapi pendukung Thaksin berusaha untuk membuat perang sipil yang tidak berkesudahan yang mencerminkan ketidakpatuhan. Thaksin sendiri, yang didakwa melakukan tindak korupsi, memimpin perlawanan terhadap pemerintah dari luar negeri. Analis asal Thailand berkata sangat sulit untuk melihat resolusi apapun mengenai Thailand. Dua kubu yang berlawanan sama2 memiliki kedudukan yang kuat, dan Pemilu sepertinya tidak akan memecahkan masalah tersebut, mereka berkata.

Indonesia di sisi lain mengganti kepemimpinannya secara demokratis dengan memilih Susilo Bambang Yudhoyono, lebih dikenal di Indonesia sebagai SBY. Mantan Jenderal ini terbukti cukup bijaksana dan popular sejak mengambil kekuasaan di tahun 2004. Dia pro-bisnis dan pro barat, dan juga anti terhadap terorisme dan korupsi. Bahkan, dia memasukan besannya sendiri ke penjara karena terlibat kasus korupsi.

Partai Politik Islam di Indonesia tetap moderat, tidak menjadi radikal

Indonesia sekarang memiliki pers yang bebas serta pengadilan hukum yang berkembang. Demokrasi menjadi lebih solid,umum dan para Kompetitor bertanding untuk mendapatkan kekuasaan dengan menggunakan kotak suara, bukan di jalan. SBY sepertinya merupakan salah satu presiden favorit untuk pemilhan presiden bulan Juli mendatang, jika dia diperbolehkan untuk menjadi calon.

Kawasan Asia tenggara kali menderita krisis financial global, Tapi sementara Asian Development Bank memprediksi pertumbuhan ekonomi Thailand akan jatuh dari 2,6 persen menjadi minus 2 persen tahun ini, Indonesia malah diprediksi terkena dampak krisis global lebih ringan, dengan pertumbuhan ekonomi 6,1 persen menjadi 3,6 persen tahun ini

Perbedaan mendasar antara Thailand dan Indonesia adalah bahwa elit politik Indonesia secara umum menghargai demokrasi yang ada di Indonesia sedangkan di Thailand tidak. Dan sumber utama arogansi anti demokrasi sudah terbukti berasal dari raja Thailand. Jadi bisa diambil kesimpulan, bahwa Indonesia bangkit menjadi model sebuah Negara, yang membuktikan bahwa Islam dan Demokrasi dapat hidup dan tumbuh secara bersama-sama. Keragaman Indonesia disatukan oleh demokrasi bukan karena ketakutan oleh rezim tertentu.sedangkan Thailand berubah menjadi otokrasi yang menyedihkan. Senyuman Thailand sepertinya berubah menjadi sebuah seringai.

Peter Hartcher is the Herald's international editor.

Indonesia akan memiliki Perpustakaan terbesar di dunia!!

Sumber disini


Inilah maket salah satu perpustakaan terbesar di dunia yang akan segera berdiri di Depok, Jawa Barat. Kompleks pepustakaan ini terdiri dari tiga gedung utama yang masing-masing memiliki 8 lantai. Di sekelilingnya terdapat 10 gedung lain yang merepresentasikan banyaknya fakultas di UI.


Minggu, 31 Mei 2009 | 03:37 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Indonesia bakal memiliki perpustakaan termodern, terbesar dan terindah di dunia yang akan berlokasi Universitas Indonesia (UI) Depok di areal seluas 2,5 hektar. Pihak Rektorat UI dalam siaran persnya di Jakarta, Sabtu (30/5), menyebutkan, gedung perpustakaan yang memiliki luas bangunan 30.000 m2 serta terdiri atas delapan lantai yang pemancangan tiang perdana akan dilakukan Senin (1/6) ditargetkan pembangunnya selesai pada Desember 2009.

Deputy Director Corporate Communications UI Devie Rahmawati menyatakan, proyek yang merupakan pengembangan dari perpustakaan pusat yang dibangun tahun 1986-1987 itu didanai oleh pemerintah dan industri dengan anggaran sekitar Rp 100 miliar. Gedung perpustakaan tersebut dirancang dengan konsep "sustainable building" yang mana kebutuhan energi menggunakan sumber terbarukan yakni energi matahari (solar energy) selain itu di dalam gedung tidak diperbolehkan menggunakan plastik.

Area baru tersebut bebas asap rokok, hijau serta hemat listrik, air dan kertas hingga hal inilah yang menjadikan sebagai perpustkaan terbesar, termodern dan terindah di dunia. erpustakaan pusat UI tersebut akan mampu menampung sekitar 10.000 pengunjung dalam waktu bersamaan atau sekitar 20.000 orang per hari selain itu juga akan menampung 3-5 juta judul buku.

Sistem ICT mutakhir juga akan melengkapi perpustakaan tersebut sehingga memungkinkan pengunjung leluasa menikmati sumber informasi elektronik seperti e-book, e-journal dan lain-lain. Sedangkan perpaduan gaya arsitektur yang unik serta lokasi perpustakaan di tepian danau Kenanga UI yang ditumbuhi pepohonan besar berusia 30 tahun akan merupakan keindahan bagi perpustakaan tersebut.

Sri Mulyani: Inilah saatnya bagi Indonesia untuk bangkit

Saya mendapatkan berita ini dari koran Jakarta Post, Mudah2an menambah semangat kita untuk tetap semangat membangun Indonesia ke depan. tulisan sudah saya alihbahasakan ke bahasa Indonesia

Source Here



Sri Mulyani : Ya,Inilah Saatnya bagi Indonesia untuk bangkit!!


Aditya Suharmoko , The Jakarta Post , Jakarta | Fri, 05/29/2009 11:50 AM | Headlines

Ekonomi Indonesia diperkirakan akan tumbuh 4,3 persen pada tahun ini, lebih tinggi daripada angka yang sudah diprediksikan oleh badan-badan internasional sebelumnya, yang membuat bangsa ini mendapat kesempatan untuk lebih dikenal dunia dalam kemampuan menghadapi krisis global, Sri Mulyani berkata.

"Kuat dugaan bahwa Indonesia akan mencatat pertumbuhan ekonomi diatas 4 persen tahun ini", Menteri keuangan Sri Mulyani Indrawati berkata pada saat diwawancara hari kamis kemarin.

"Ini akan mematahkan prediksi partai-partai politik yang pesimis akan nasib Indonesia"

International Monetary Fund (IMF) meramalkan ekonomi Indonesia "hanya" akan tumbuh 2,5 % tahun ini sedangkan Asian Development Bank (ADB) memprediksi pertumbuhan hanya mencapai 3,6% pada tahun 2009. Sementara pemerintah, tetap bersikukuh bahwa ekonomi Indonesia akan tumbuh 4 persen sampai 4.5 percent di tahun 2009.

"Hal ini akan menempatkan Indonesia dalam posisi yang cukup dihormati diantara China dan India dimana China kemungkinan akan mencatat pertumbuhan ekonomi 6,5% diikuti India dengan angka 5% dan Indonesia yaitu 4,3%. Jadi, angka2 ini cukup mendekati, dan pertumbuhan ekonomi kita ini sangat jauh di atas negara2 lain di muka bumi ini"


Kondisi Ekonomi Indonesia pada saat ini sudah membuat perusahan investasi dunia, Morgan Stanley merevisi ramalan mereka tentang pertumbuhan Indonesia, dari 1,9 % menjadi 3,7%,Deyi Tan, ekonom perusahaan tersebut berkata pada Rabu kemarin, seperti yang di laporkan Media Bloomberg.

pada kuartal pertama tahun 2009, Ekonomi Indonesia tercatat tumbuh 4,4%. Menurut BPS (badan pusat statistik), Komsumsi swasta dan individu tetap meningkat, mengurangi efek dari kurangnya perdangangan ekspor dan investasi.

Pengeluaran pemerintah juga ikut membantu meningkatkan komsumsi barang dalam hal persiapan pemilu legislatif, yang mana sudah dilakukan pada bulan April yang lalu, Mulyani berkata.

Sri Mulyani optimis Indonesia dapat memanfaatkan momentum ini untuk menghadapi 3 kuarter ke depan dikarenan situasi ekonomi global baru-baru ini - dalam beberapa indikator, terutama di bidang ekspor - menunjukkan bahwa dampak terburuk dari krisis sudah berlalu.

Mulyani percaya, Ekspor Indonesia , yang meningkat sekitar 30 persen dibanding tahun lalu di kuartal pertama tahun ini, akan terus meningkat seiring dengan semakin membaiknya ekonomi global.

"Komsumsi swasta memberikan peranan hingga 60 % pada GDP Indonesia, dan jika menurun walaupun sedikit, akan berdampak besar dalam pertumbuhan ekonomi, Karena Komsumsi swasta dan individulah yang menkompensasi penurunan perdagangan ekspor" Mulyani berkata.

" Jepang, yang ekspornya menurun hingga 60%,dan juga negara lain, yang ekonominya juga mengalami penurunan yang drastis, sudah melihat tanda-tanda ini. Hal ini menimbulkan harapan bahawa ternyata dengan meningkatkan komsumsi domestik akan meningkatkan prekonomian" dia menambahkan.

Pengeluaran pemerintah juga akan terus berlanjut, terutama di bidang bidang yang memerlukan dana alokasi dana besar seperti departemen tenaga kerja, pendidikan,transportasi, agama, dan pertanian, yang akan meningkatkan proses pembangunan.

Surplus Perdagangan RI Capai US$ 6 Miliar

Source Here

Periode Januari - April 2009
Surplus Perdagangan RI Capai US$ 6 Miliar

Ini biasanya akan berdampak pada kenaikan cadangan devisa.



VIVAnews - Pemerintah mengalami surplus perdagangan sebesar US$ 2,08 miliar sepanjang April. Bahkan, dalam tempo 4 bulan, antara Januari - April 2009, surplus perdagangan Indonesia mencapai US$ 6 miliar.

"Surplus ini lumayan," ujar Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Rusman Heriawan di Jakarta, Senin, 1 Juni 2009.

Menurut dia, kendati impor dan ekspor sama-sama mengalami penurunan, namun penurunan impor jauh lebih tajam dibandingkan dengan penurunan ekspor. "Jadi, sama-sama turun tetapi tetap surplus. Itu cukup bagus."

Dia menekankan surplus perdagangan ini juga bagus lantaran akan memberikan sinyal positif bagi neraca pembayaran Indonesia. Ini biasanya akan berdampak pada kenaikan cadangan devisa.